Dalam sejarahnya, berkat kependudukan kolonialsime Belanda di
Indonesia, negara ini menjadi negara kedua tertua di Asia yang memiliki
jalur kereta api setelah India. Sayangnya, dengan seiring berjalannya
waktu, banyak jalur-jalur tersebut yang tidak terpakai dan tidak terurus
keberadaannya. Bahkan tidak banyak dari sisa-sisa sejarah perjalanan
perkereta apian tersebut yang dapat kita temukan. Baik itu berupa
bangunan stasiun, rel kereta api, jembatan, persinyalan yang masih
tersisa dari perjalanan waktu. Karena sudah banyak yang beralih fungsi
bahkan sudah ada yang terpendam dengan tanah ataupun sengaja dibongkar
untuk keperluan lainnya.
Sebuah jalur trem melintasi kawasan alun-alun Kota Malang.
Seperti contoh jaringan kereta api yang ada di Kota Malang.
Beberapa hari ini saya memiliki keinginan kuat untuk mengetahui
jalu-jalur mati yang ada di Kota Malang. Karena, setiap kali saya
melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor ke wilayah-wilayah
tertentu di Kabupaten Malang. Saya acapkali menemukan sisa-sisa dari
peninggalan sejarah kereta api itu. Seperti bangunan jembatan, sisa
sinyal pantograp, rel-rel yang hampir tertimbn tanah dan aspal jalanan
dan masih banyak lagi. Anehnya hal yang sepreti itu saya temukan di
Daerah pelosok seperti Dampit, Turen yang berada di wilayah Malang
Selatan. Yang notebene, kalau dilihat sekarang ini tidak ada sama sekali
tanda-tanda kalau dulunya tempat ini pernah dilalui oleh jaringan
transportasi seperti rel kereta api.
Stasiun Malang Kota Lama
Tidak hanya di WIlayah Malang Selatan, seperti pada tulisan
saya sebelumnya mengenai jalur mati yang ada di kawasan Blimbing menuju
Tumpang dan ABdurrahman Saleh, semakin membuat hasrat keingintahuan
saya bertambah mengenai jalur-jalur mati yang ada di Kota Malang ini.
Malam tadi, saya berbincang bersama teman saya yang juga pecinta kereta
api, dan kebetulan teman saya ini juga salah satu dari komunitas pecinta
kereta api tempo dulu yang berada di Kota Malang. Saya biasa
memanggilnya dengan sebutan Mas Tomi Koeswoyo. Dari keterangan Mas Tomi
inilah saya mendapatkan beberapa pencerahan mengenai jalur-jalur mati
yang ada di Kota Malang, baik itu jalur trem, maupun jalur kereta api.
Setalah usai berbincang dengan mas Tomi, saya langsung menggunakan alat
bantu pencari Google untuk menemukan situs-situs yang dimaksudkan, dan
akhirnya saya menemukan sebuah blog milik Memoar Anak Negeri yang juga
dalam salah satu judul postingannya membahas mengenai Nostalgia Malang
Stoomtram Maatschappij 1991.
Jalur yang dilalui oleh trem Malang
(sumber foto: semboyan35.com)
Beberapa jalur rel kereta api di Malang. Garis warna hitam merupakan
jalur yang dikelola oleh Malang Stoomtram Maatschappij dan menghubungkan
beberapa daerah di Malang(umumnya dekat dengan lahan perkebunan).
Dalam blog tersebut juga terdapat beberapa lembar foto yang didapatkan dari sumber aslinya berupa situs http://www.drehscheibe-foren.de
yang juga berhubungan langsung dengan perkerata apian yang ada di
Jerman. Gambar-gambar berikut ini juga dapat sobat temukan di situs blog
maupun situs wibesite tersebut.
Sekelompok pekerja bersama anak-anak berfoto bersama di Stasiun Bululawang
(sumber foto: anak-negeri.blogspot.com)
Foto para warga pribumi di Stasiun Bululawang(sekarang nonaktif)
(sumber foto: anak-negeri.blogspot.com)
Suasana di Stasiun Dampit(stasiun terakhir).
Terlihat tumpukan kayu
bakar yang dapat dijadikan
sebagai bahan bakar lokomotif untuk menarik
rangkaian kereta.
Beberapa lokomotif tampak singgah di Stasiun Gondanglegi(kini nonaktif)
(sumber foto: anak-negeri.blogspot.com)
Suasana disekitar Stasiun Gondanglegi.
Terlihat banyak balok kayu(untuk
bahan bakar lokomotif?)
berserakan di sebagian lahan stasiun.
Stasiun Kendalpayak di tahun 1919.
Stasiun tersebut pada masa kini
sudah tak terpakai lagi(nonaktif)
Sebuah lokomotif seri B17 melintasi jembatan diatas Kali Lestitalok di Tumpang.
(sumber foto: anak-negeri.blogspot.com)
Lokomotif 14 milik Malang Stoomtram di tahun 1920 yang memiliki bobot 28200kg
(sumber foto: anak-negeri.logspot.com)
Foto para Kastenlok di Stasiun Singosari, Malang.
Perhatikan gaya busananya yang menggunakan dandanan ala kolonial dan batik.
(sumber foto: anak-negeri.blogspot.com)
Pembangunan jalur rel. Lokasi pembangunan tidak diketahui tempatnya.
(sumber foto: anak-negeri.blogspot.com)
Stasiun ini masih aktif
hingga sekarang dengan beberapa perjalanan
Kereta Api Penataran
berhenti di stasiun ini