14/01/10

Wisata di Kota Kepanjen

Kolam Renang Metro








Pemandian ini berada di Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang terletak di samping Jembatan peninggalan Belanda (sebelah utara), yang merupakan kolam renang Natural yang mempunyai pemandangan alam yang cukup indah dan suasana alam hutan yang cukup kental. Di dalam lokasi Pemandian Metro terdapat kolam renang baik untuk anak-anak maupun dewasa. Keberadaan Pemandian Metro dirasa sangat diperlukan terutama oleh kalangan pelajar sebagai sarana olah raga renang.

Pemandian ini peninggalan Belanda, berupa kolam renang anak dan dewasa yang posisinya masih belum berubah, Tangga naik, tempat ganti pakaian, tempat jualan, masih original.

Sedangkan diluar lokasi pemandian terdapat jembatan dan di bawahnya terletak pos gardu , yang semuanya bekas bangunan Belanda. Sedangkan lingkungannya katagori hutan lindung, yang pohonnya masih lebat.


Di Jembatan metro ini juga pernah terjadi kecelakaan yang mengakibatkan puluhan orang pegawai PLTU Sengguruh meninggal (tahun 80 an), untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Pilar Menara. Alangkah indahnya jika bangunan belanda ini di rawat, di up grede lingkungannya akan menambah icon sejarah Kepanjen.

Ditahun 60 metro terkenal seperti wisata Gunung kawi. Banyak wisatawan lokal (luar daerah) yang datang kepemandian, setelah wisata ke gunung Kawi.


Gunung Kawi, 

Terletak di sebelah barat dari Kota Kepanjen Malang berjarak 10 km, merupakan obyek wisata yang perlu untuk dikunjungi bila kita berada di Malang karena keunikannya, obyek wisata ini lebih tepat dijuluki sebagai" kota dipegunungan". Di sini kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, tapi justru kita akan disuguhi sebuah pemandangan mirip di negeri tiongkok zaman dulu.

Gunung Kawi populer di kalangan warga Tionghoa ini bisa menjelaskan kenapa Gunung Kawi di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sangat populer. Kawi bukan gunung tinggi, hanya sekitar 2.000 meter, juga tidak indah. Tapi gunung ini menjadi objek wisata utama masyarakat Tionghoa. Selain itu semua pelayan Pesarean Gunung Kawi juga mengenakan adat pakaian jawa. Semakin menambah suasana yang khas jika kita berada di sini.

Tiap hari ratusan orang Tionghoa [dan warga lain] naik ke Gunung Kawi. Masa liburan plus cuti bersama Lebaran ini sangat ramai. Karena terkait dengan kepercayaan Jawa, Kejawen, maka kunjungan biasanya dikaitkan dengan hari-hari pasaran Jawa: Jumat Legi, Senin Pahing, Syuro, dan Tahun Baru.

Karena itu, warga Jawa Timur kerap mencitrakan Gunung Kawi sebagai tempat pesugihan. Tapi, bagi kalangan kejawen, penggiat budaya Jawa, Gunung Kawi lebih dilihat sebagai tempat pelestarian budaya Jawa. Banyak ritual kejawen diadakan di sini secara teratur dan diikuti aktivis budaya Jawa di seluruh Pulau Jawa.

Mitos Pesugihan
Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat untuk mencari kekayaan (pesugihan). Konon, barang siapa melakukan ritual dengan rasa kepasrahan dan pengharapan yang tinggi maka akan terkabul permintaanya, terutama menyangkut tentang kekayaan. Mitos ini diyakini banyak orang, terutama oleh mereka yang sudah merasakan "berkah" berziarah ke Gunung Kawi. Namun bagi kalangan rasionalis-positivis, hal ini merupakan isapan jempol belaka, dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai cerita bohong, kepalsuan, dan hal-hal yang berbau dongeng (tahayul).