18/04/15

Pengakuan Pelaku UMKM

Deg-degan Soal Kondisi Ekonomi 2015

Kondisi perekonomian di dalam negeri di 2015 dianggap belum lebih baik dibandingkan 2014. Hal ini yang membuat pelaku usaha khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) khawatir soal ekonomi global hingga persaingan di ASEAN.

Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bakti PT Astra International FX Sri Martono mengungkapkan ekonomi Indonesia di 2015 masih dipengaruhi kondisi ekonomi yang terjadi di Eropa, Amerika dan beberapa negara-negara Asia lainnya.

"Kondisi perekonomian kita rasanya sedikit deg-degan kok kayaknya tidak lebih baik dari kemarin bahkan lebih sulit. Karena pengaruh dari luar seperti Eropa dan Asia karena ada beberapa produk yang dihasilkan tetapi tidak terserap," katanya saat membuka seminar dengan 250 UMKM Indonesia dengan tema Kondisi, Peluang dan Tantangan Ekonomi 2015 Bagi UMKM Indonesia di gedung AMDI PT Astra International, Jalan Gaya Baru Motor Raya, Sunter, Jakarta, Kamis (5/03/2015).

Menurut Martono, kondisi ini yang mempersempit gerak bisnis di negara maju seperti Jepang dan Korea. Oleh karena itu untuk bertahan dan agar produk mereka bisa dijual, akhirnya banyak negara-negara maju berbondong-bondong datang dan berinvestasi ke Indonesia karena dianggap pasarnya yang masih tumbuh.

"Kondisi makro kita cukup stabil dengan tumbuhnya kelas menengah. Ini menjadi faktor pendorong investasi ke Indonesia," imbuhnya.

Namun masalah muncul, seberapa kuat pelaku usaha di dalam negeri bersaing dengan pelaku usaha yang berinvestasi di Indonesia. Alhasil bagi Martono pelaku usaha di dalam negeri harus berpikir kreatif agar produk mereka tetap bisa diterima masyarakat Indonesia. Ditambah lagi pada akhir tahun 2015 ini pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai berlangsung.

"Terutama saat masuk MEA. Gambaran ini bukan suatu hal yang fenomena, tetapi realita bagi pelaku bisnis. Kalau kita melakukan bisnis seperti biasa-biasa saja, tidak bisa lagi jadi pegangan, perlu inovasi dan terobosan untuk menghadapi persaingan," tuturnya.

Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) didirikan oleh pendiri Astra William Soeryadjaya pada tanggal 2 Mei 1980 sebagai perwujudan cita-cita Astra untuk “Sejahtera Bersama Bangsa.”

YDBA memiliki visi untuk menjadi institusi terbaik di bidang pembinaan dan pengembangan UMKM di tanah air melalui program yang terfokus pada UMKM dari jajaran subkontraktor, vendor dan bengkel yang terkait dengan bisnis-bisnis value chain Grup Astra serta pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar Grup Astra.

Program pembinaan YDBA diberikan melalui peningkatan ketrampilan teknik, manajemen, pemasaran, pembiayaan dan teknologi informasi kepada pelaku UKM.
(wij/hen)