12/02/16

Prasasti Kejuron (Dinoyo)

Bukti adanya Kerajaan  Pertama di Malang


Kerajaan Kanjuruhan menurut para ahli purbakala berpusat dikawasan Dinoyo Kota Malang sekarang. Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Kanjuruhan ini adalah Prasasti Dinoyo yang saat ini berada di Museum Jakarta. Prasasti Dinoyo ditemukan di Desa Merjosari (5 Km. sebelah Barat Kota Malang), di kawasan Kampus III Universitas Muhammadiyah saat ini. Prasasti Dinoyo merupakan peninggalan yang unik karena ditulis dalam huruf Jawa Kuno, bukan huruf Pallawa sebagaimana prasasti sebelumnya. Keistimewaan lainnya adalah cara penulisan tahun berbentuk candra sangkala berbunyi Nayana Vasurasa (tahun 682 Saka) atau 760 Masehi. Dalam Prasasti Dinoyo diceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan. 

Prasasti ini menceritakan bahwa dalam abad ke-8 ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (sekarang Desa Kejuron) dengan raja bernama Dewasimha dan berputra Limwa (saat menggantikan ayahnya bernama Gajayana), yang mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk Dewa Agastya yang diresmikan tahun 760. Upacara peresmian dilakukan oleh para pendeta ahli Weda (agama Siwa). Bangunan kuno yang saat ini masih ada di Desa Kejuron adalah Candi Badut, berlanggam Jawa Tengah, sebagian masih tegak, dan juga lingga (mungkin lambang Agastya).

Dalam Prasasti Dinoyo diceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan sebagaimana berikut:
  1. Ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja yang sakti dan bijaksana bernama Dewasimha.
  2. Setelah meninggal, Raja Dewasimha digantikan oleh putranya bernama Sang Liswa.
  3. Sang Liswa terkenal dengan gelar Gajayana dan menjaga istana besar bernama Kanjuruhan.
  4. Sang Liswa memiliki putri yang disebut Sang Uttiyana.
  5. Raja Gajayana dicintai para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketenteraman di seluruh negeri.
  6. Raja dan rakyatnya menyembah kepada yang mulia Sang Agastya.
  7. Bersama Raja dan para pembesar negeri, Sang Agastya (disebut Maharesi) menghilangkan penyakit.
  8. Raja melihat Arca Agastya dari kayu cendana milik nenek moyangnya.
  9. Maka raja memerintahkan membuat Arca Agastya dari batu hitam nan elok.